Senin, 28 April 2008

Serba Khasiat Jahe dan Lengkuas

Kalau di malam yang dingin kita minum segelas wedang jahe, ronde, bandrek, atau esteemje alias susu-telur-madu-jahe, sudah pasti badan terasa hangat. Khasiat ini memang paling populer yang dimiliki oleh jahe. Tetapi masih banyak khasiat jahe lainnya seperti untuk menyembuhkan batuk kering dan radang tenggorokan, serta sebagai tonikum.

Selain itu jahe juga menambah nafsu makan dengan merangsang selaput lendir perut besar dan usus. Bagi yang sering menderita mabuk, darat atau laut, jahe bermanfaat mencegah mabuk. Bahkan ada pakar yang menyatakan, tanaman ini bermanfaat pada kasus iritasi ginjal. Sebagai obat luar, parutan jahe juga bisa dipakai sebagai kompres untuk mengobati rematik dan sakit kepala.

Rimpang tanaman terna ini sudah umum dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Penggunaannya dalam pengobatan pun sudah dilakukan sejak zaman baheula. Kini, negara-negara Barat juga melakukan penelitian terhadap tanaman ini untuk digunakan dalam pengobatan. Di Denmark, tanaman ini diteliti untuk mendapatkan senyawa aktif yang bisa digunakan untuk mengatasi rematik, dan berhasil.

Namun, jahe sebenarnya lebih populer sebagai bahan makanan dan minuman. Di Jepang rebungnya dijadikan bahan sayur, acar, atau asinan. Hasil olahan itu sangat populer karena aroma dan citarasanya khas. Terhadap tubuh, makanan dari rebung jahe membantu menyehatkan badan, memperlancar air seni, dan memperbaiki sistem pencernaan.

Di Indonesia mungkin baru orang Manado yang memanfaatkan rebung sebagai salah satu pendamping nasi untuk lalapan didampingi sambal pedas. Cara memakannya selalu diikuti dengan meminum saguer (semacam tuak). Terkadang rebung jahe terlebih dahulu dimasukkan ke dalam saguer, dan supaya awet ke dalamnya diberi sedikit garam. Dengan lalapan macam ini, konon tenaga kita menjadi berlipat ganda.

Sementara rimpang jahe juga bisa diolah jadi manisan. Caranya, jahe yang sudah dibersihkan dimasak dalam air gula selama 2 – 3 jam. Setelah itu dipindahkan ke suatu tempat dan dibiarkan beberapa hari. Jahe dimasak kedua kalinya dalam larutan gula seperti ketika memasak pertama. Setelah ditiriskan dan dingin, manisan jahe ini siap dinikmati. Pada masa lampau, cara ini digunakan di Kanton, Cina, untuk keperluan ekspor. Di tempat lain tentu caranya berbeda, bahkan lebih rumit.

Dengan cara itu manisan jahe masih dirasakan terlalu pedas. Ada cara mengurangi kepedasannya seperti yang dilakukan di Jamaika, yaitu direndam dalam air mengalir selama 12 jam. Cara lain, jahe yang telah dibersihkan direndam dan ditusuk-tusuk dengan jarum dalam air asin selama 24 – 48 jam. Lalu direndam dalam air beras selama satu malam. Berikutnya direndam lagi dalam air bersih selama 5 – 10 hari dan setiap 12 jam airnya diganti. Hasilnya siap dijadikan bahan manisan.

Tanaman rimpang lainnya yang juga biasa dijadikan makanan adalah lengkuas (Alpinia galanga) putih. Bunga tanaman ini bisa dimakan mentah atau diawetkan dengan sayuran lain menjadi acar. Namun, pemanfaatannya cuma sebatas itu, pun tidak terlalu populer.

Rimpang lengkuas putih lebih populer sebagai salah satu bagian bumbu penyedap makanan. Lengkuas juga sering digunakan sebagai bagian bahan saos.

Sementara lengkuas merah lebih terkenal sebagai tanaman berkhasiat obat. Rimpang ini, yang dimasak dengan cuka encer, dapat dijadikan minuman untuk wanita yang baru melahirkan karena dapat mempercepat pembersihan rahim. Bila dicampur dengan bawang putih yang telah dilumatkan dengan perbandingan 4 – 5 : 1 dan dimasak dengan sedikit cuka, lengkuas bisa menjadi obat kurap dengan cara dioleskan pada kulit yang terserang kurap. Bahkan bila diremas-remas dengan cuka dan dioleskan seperti lulur, lengkuas mampu menyingkirkan bercak-bercak kulit dan tahi lalat. (Dari pelbagai sumber/Gde)

RAMUAN PENINGKAT VITALITAS PRIA

Ramuan obat asli Indonesia sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat kita karena sudah terbukti khasiatnya. Di samping efek sampingannya sangat kecil dibandingkan dengan obat modern, harganya pun jauh lebih murah. Hanya saja penggunaannya membutuhkan waktu dan ketelatenan. Apakah karena itu, yang memanfaatkan sampai saat ini lebih banyak kaum perempuan daripada laki-laki, tentu masih bisa diperdebatkan. Kenyataannya, beberapa pria masih enggan atau malu untuk menggunakannya.

Padahal tidak sedikit penyakit atau gangguan yang diderita kaum pria dapat disembuhkan dengan ramuan tradisional. Misalnya, ramuan, masakan, dan minuman macam apa yang dapat dicoba dan diuji keampuhannya untuk meningkatkan vitalitas pria?



ibasIMPOTENSI

Ramuan 1

Untuk menyembuhkan impotensi non-organik (bukan karena suatu penyakit) ramuan di bawah ini dapat diminum setiap malam sebelum tidur, dua jam setelah makan malam selama satu bulan.


10 g adas
15 g pulosari
2 butir kuning telur ayam kampung
25 butir merica hitam
1 sdm madu murni
3 siung bawang putih



Cara membuat:

Adas, pulosari, merica hitam, dan bawang putih ditumbuk halus. Tambahkan sedikit air panas. Setelah dingin campurkan kuning telur, kocok sampai rata, baru masukkan madu. Aduk sampai rata dan makanlah sampai habis setiap malam hari.



Ramuan 2

1 ons jahe

1 butir telur ayam kampung

1 butir jeruk nipis besar

1 sendok makan kecap manis

1 sendok makan madu murni

7 butir merica

3 kuncup laos



Cara membuat:

Jahe diparut diambil airnya, telur dikocok sampai halus. Jeruk nipis diperas diambil airnya, merica ditumbuk halus. Semua bahan dicampur dan diaduk rata. Ramuan yang sudah jadi ini diminum setengah jam sebelum beraksi.



Ramuan 3

20 g daun sembung legi

35 g daun kaki kuda

20 g biji pronojiwo

10 g akar alang-alang

10 g akar valerian

2 butir telur ayam kampung



Cara membuat:

Semua bahan direbus dalam empat cangkir air hingga tinggal setengahnya. Air rebusan ini diminum dua kali sebanyak satu cangkir, dan setiap kali minum ditambah satu butir kuning telur ayam kampung.



dari : indomedia.com/intisari/2001/Des

MASAKAN UNTUK EJAKULASI DINI

Bahan:

50 g kemiri

10 g ketumbar

2 sendok makan madu murni

1/4 kg lulur kambing jantan



Cara membuat:

Kemiri dibakar hingga berminyak, lalu tumbuk halus. Bubuk kemiri diseduh dengan 1 gelas air masak, masukkan madu dan ketumbar. Lulur kambing dibakar setengah matang dan dimakan bersama-sama dengan ramuan, tiga kali seminggu.



Catatan:

Penderita tekanan darah tinggi tidak diperkenankan makan hasil resep ini.

(Herti Maryani, Puslitbang Pelayanan dan Teknologi Kesehatan Surabaya)

Obat prostat, loyo, stress & segar bugar

PROSTAT

Untuk mengatasi gejala prostat, ramuan di bawah ini bisa digunakan:

15 g benalu teh

5 lembar daun sambungnyawa (segar)

5 g temulawak.



Cara membuat:

Ketiga bahan ditambah dua gelas air bersih, direbus sampai mendidih dan sisakan satu gelas. Kemudian disaring dan diendapkan. Diminum dua kali sehari (setengah gelas) sesudah makan. Panci untuk merebus tidak boleh berbahan aluminium.



MINUMAN PENGUSIR LETIH/LESU/LOYO

Berkhasiat meningkatkan stamina, menghilangkan dahak, panas dalam, dan menambah nafsu makan.



Bahan:

300 g wortel

150 g jeruk kiatna diperas

2 buah apel hijau

150 cc susu sapi

1 butir kuning telur

madu secukupnya



Cara membuat:

Kupas kulit wortel dan apel, kemudian dijus hingga lumat. Lalu disaring dan ambil airnya saja. Masukkan ke dalam gelas bersama perasan jeruk kiatna, susu sapi, kuning telur, dan madu, aduk rata. Siap untuk diminum.



MINUMAN PENGHILANG STRES

Selain berkhasiat menghilangkan stres, minuman ini juga berguna untuk meningkatkan stamina, daya seksual, dan melancarkan peredaran darah.



Bahan:

15 g ginseng (Radix ginseng)

15 g mai tung (Radix ophiopogonis)

10 g gula batu

500 cc air



Cara membuat:

Masukkan ginseng, mai tung, dan air ke dalam periuk tanah, masak dengan api sedang selama 45 menit. Masukkan gula batu, masak kembali hingga gulanya mencair. Kemudian disaring dan siap untuk diminum.



MINUMAN SEGAR-BUGAR

Minuman ini berkhasiat untuk meningkatkan energi, menguatkan otot, gangguan jantung, rematik, dan peluruh kencing.



Bahan:

100 g anggur (Vitis vinifera L.)

5 g teh hijau

15 g madu

50 g jahe (Zingiber officinale roseoe)

200 cc air panas



Cara membuat:

Teh hijau diseduh dengan air panas, tutup selama 10 menit. Anggur dibuang bijinya dan dijus, kemudian saring airnya. Jahe diblender dan diambil airnya, kemudian masukkan ke dalam seduhan teh hijau. Masukkan anggur yang telah dijus dan tambahkan madu. Siap untuk diminum. (Herti Maryani, Puslitbang Pelayanan dan Teknologi Kesehatan Surabaya)

Ketimun Muda Pembawa Berkah

Peristiwa yang saya alami dapat dikatakan sebagai blessing in disguise, anugerah terselubung. Pada permulaan tahun 1994, saya memperbarui SIM (Surat Izin Mengemudi). Ketika menjalani pemeriksaan kesehatan, ternyata tekanan darah saya 160/100. Artinya, tekanan sistole 160 mm Hg, tekanan diastole 100 mm Hg.

Saya agak terkejut karena tidak merasakan gejala apa pun. Saya benar-benar mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dijuluki the silent killer, pembunuh atau pembawa celaka penderitanya. Sebelum membunuh, tidak jarang hipertensi menimbulkan kerusakan pada jaringan otak sehingga timbul gejala kelumpuhan yang dikenal sebagai stroke. Dapat juga terjadi kelemahan dan pembengkakan jantung, atau kerusakan pada ginjal.

Untuk menghindari hal-hal mengerikan tersebut, selain diet kurang garam, pantang daging sapi dan domba, saya menggunakan obat golongan diuretika sampai jenis ace inhibitor terbaru. Namun, berdasarkan hasil pengukuran tensi sekali seminggu sampai dengan tahun 1996 tekanan darah selalu berkisar 140/95, boleh dikatakan saya sudah “tergantung” berbagai jenis obat antihipertensi.

Mendadak sontak, suatu hari di akhir Desember 1996 saya mengalami serangan kolik ginjal. Daerah pinggang sebelah kiri luar biasa sakitnya. Kemudian disusul hematuria, yaitu kencing berdarah yang juga terasa amat sakit. Pemeriksaan ultrasonografi (USG), pemeriksaan Rontgen, dan laboratorium menunjukkan adanya batu yang menyendat di saluran ureter sebelah kiri. Sedangkan jaringan ginjal dan kantung buli-buli tampak bersih.

Maka sejak Januari 1997 saya teratur makan obat antibatu ginjal dan selalu minum banyak air putih. Ada sanak famili yang menganjurkan saya makan semangka, terutama bagian yang berwarna keputih-putihan di bawah kulit. Hal itu saya lakukan beberapa hari, tetapi saya pikir dalam jangka panjang tidak praktis. Saya pikir, mengapa tidak mencoba ketimun saja?

Saya beralih ke ketimun. Setiap hari saya makan ketimun muda berukuran sekitar 12 cm, 2 - 3 buah, dimakan mentah-mentah. Kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang. Hasilnya? Sejak 1997 saya hanya mengalami sekali hematuria tanpa kolik ginjal, yakni pada Juni 1997. Tak ada lagi gangguan ginjal walau saya masih siap dengan obat-obatan antibatu ginjal. Selain itu, tekanan darah saya cenderung turun menjadi normal, sekitar 120/80. Stabil tanpa bantuan obat-obatan tekanan darah tinggi.

Apakah itu disebabkan khasiat ketimun muda? Itulah dugaan saya. Bahkan sekarang saya sudah berani makan gulai walau tidak banyak. Ternyata, kolik ginjal yang menyakitkan itu merupakan blessing in disguise. Mau mencoba khasiat ketimun? (dr. Sayoga, M.Sc.)

SINGAWALANG, SI TANGGUH MELAWAN TBC

TBC kini harus kembali diwaspadai. Ia sudah menjangkiti dan menyebabkan kematian banyak orang. Tapi tak perlu cemas. Dengan daun singawalang ternyata penyakit menahun ini bisa ditaklukkan.



Diam-diam penyakit menular yang satu ini sangat mengerikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan penderitanya di Indonesia mencapai 583.000 orang dan ada kecenderungan bertambah 262.000 orang lagi di masa mendatang. Yang menyedihkan, seperti dikutip Kompas, 16 September 2001, setiap tahun sekitar 140.000 penderitanya meninggal. Itu artinya, setiap empat menit seorang penduduk Indonesia meninggal karena menderita penyakit ini. Yang lebih menakutkan, dalam setahun seorang penderita dapat menulari 10 orang lainnya. Itulah penyakit tuberculosis (TBC). Kalau perkiraan WHO di atas benar, maka dalam tahun depan akan ada 5.830.000 penderita!

Bila keadaan ini tidak segera ditangani, akan banyak nyawa melayang. Selama ini tindakan pencegahan yang populer di masyarakat adalah vaksinasi BCG pada balita.

Namun, masih ada “lubang” yang memungkinkan penyakit ini lolos. Kalau sudah berjangkit pengobatannya lebih sulit lagi. Ada prasyarat yang mesti dipenuhi, yakni tersedianya obat (perlu cukup uang), disiplin, dan sabar dalam menjalani pengobatan. Sayangnya, meski obat mampu disediakan toh dengan pertimbangan tertentu masih ada orang yang ragu menjalani pengobatan. Antara lain dengan alasan ngeri terhadap kemungkinan efek sampingan obat yang harus diminum tak kurang dari enam bulan. Karenanya, pengobatan alternatif dari bahan alami pun dicoba. Salah satu tanaman yang disebut-sebut bisa mengobati penyakit satu ini adalah singawalang (Petiveria alliacea).



Populer di Haiti

Singawalang merupakan salah satu tanaman dalam famili Phytolaccaceae (gandola-gandolaan). Sebagai tanaman introduksi, singawalang masuk ke Indonesia melalui India. Terna kecil berbentuk semak-semak merunduk ini tingginya bisa mencapai 1 m. Berdaun jorong dengan panjang 6 – 19 cm, meruncing atau lancip, tajam lampai, dan tak bertajuk. Buahnya longkah berbentuk garis seperti taji sepanjang 6 mm.

Singawalang dapat tumbuh subur di kebun-kebun di daerah panas. Ciri khasnya, berbau seperti marga bawang (Allium). Ia dapat memberi bau tak enak pada susu dan daging dari ternak yang memakan daunnya.

Karena berkhasiat obat, pada 10 April 1993, presiden RI ketika itu, Soeharto, menjulukinya daun tangguh. Budidayanya pun telah berhasil dilakukan untuk diambil daunnya sebagai bahan obat kanker.

Berdasarkan pengamatan lapangan maupun studi etnobotani di salah satu kampung di Bogor, diketahui tanaman singawalang sudah lama digunakan masyarakat secara turun-temurun sebagai obat tradisional penderita muntah darah (pneumonia) akibat penyakit TBC. Pengobatan tradisional ini juga banyak membantu penderita di sebagian belahan dunia. Upaya penelitian pun dilakukan dalam bidang etnobotani maupun farmakologi terhadap singawalang.

Singawalang, sudah dibudidayakan.

Di daerah asalnya, yakni Amerika tropis, singawalang digunakan sebagai bahan obat insektisida dan obat batuk rejan secara tradisional. Oleh penduduk setempat tanaman ini juga digunakan sebagai obat minum peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (ekspektoran), peluruh keringat (sudorifik), peluruh cacing (vermifuga), pereda kekejangan (antipasmodik), dan obat bagi penderita penyakit saraf.

Di Haiti, daun dan akarnya yang ditumbuk digunakan sebagai obat isap bagi penderita radang sakit kepala sebelah (migren). Serbuk daunnya dimanfaatkan pula sebagai bahan obat cuci mulut pasien yang sakit gigi. Sementara masyarakat Dominika memanfaatkan air rebusan akar singawalang untuk mengobati penyakit rematik dan radang paru-paru (pneumonia) (Weniger B., 198 8)

Penelitian terhadap khasiat singawalang juga dilakukan dalam proyek penelitian yang disebut TRAMIL. Penelitian ini melibatkan berbagai disiplin ilmu, macam etnologi, botani, fitokimia, farmasi, kedokteran, dan masyarakat umum. Tujuannya, mengkaji lebih mendalam pengobatan tradisional yang bersifat populer, termasuk dengan ramuan tanaman singawalang, di Haiti, Republik Dominika, dan negara lainnya di kawasan Karibia.

Menurut Weniger B. dkk. dalam Elements For A Caribbean Pharmacopeia (1988), berdasarkan hasil analisis kimia di dalam tanaman singawalang terkandung senyawa triterpenes jenis isoarbinol, asetat, cinnamate isoarbinol, dan coumarin. Akar dan batangnya mengandung bahan jadian sulfur, benzthydroxyethyltrisulfide, trithiolaniacine, benzenic, bensaldehyde, dan benzoic acid.



Banyak manfaatnya, tapi sedikit beracun

Dari hasil uji coba pada hewan tikus di laboratorium Universitas Illionis Chicago, diketahui tanaman singawalang memiliki aktivitas antiradang (inflamantori), karena dengan segera menyalurkan nanah akibat radang. Ia juga mampu bertindak sebagai pereda sakit akibat timbunan asam asetat dalam selaput perut tikus.

Tes perlakuannya dimulai dari rebusan daun kering singawalang dengan dosis tepat disesuaikan dengan bobot tikus. Hasil pengamatan yang dilakukan, ternyata dengan dosis 6,25 g/kg bobot badan singawalang mengalangi timbunan cairan dan gas dalam jaringan (edema) pada kaki tikus. Pada dosis 10 g/kg terjadi pengurangan asam asetat yang mengakibatkan menggeliatnya tikus-tikus tersebut, tetapi tidak terdapat gejala keracunan setelah pengamatan selama tujuh hari berturut-turut.

Dari pengamatan in vitro, diketahui senyawa aktif singawalang mampu melawan bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan jamur Histoplasma capsulatum. Atas dasar itu, senyawa ini dapat digunakan sebagai bahan obat antibakteri maupun antijamur. Namun, dalam ekstrak encer ia tidak menunjukkan pengaruhnya.

Senyawa tadi juga merangsang aktivitas darah putih (phagocytic) di sistem limpa, butiran getah bening, tulang belakang, dan hati (reticuloendothelial system) dalam membunuh kuman-kuman dan unsur-unsur asing lainnya. Sebaliknya, ia tidak aktif sebagai antitumor. Hasil itu diperoleh dari uji coba dengan dosis 360 mg/kg terhadap 100 ekor tikus, yang pada akhirnya separuh jumlah tikus tadi mati (LD50).

Berdasarkan analisis dan uji coba tersebut diperoleh gambaran, tanaman obat singawalang sedikit beracun. Namun, bila dimanfaatkan dengan hati-hati ia dapat digunakan sebagai bahan obat radang sakit kepala sebelah (migren) dan obat kumur untuk penderita sakit gigi. Sedangkan berdasarkan aktivitas biologi, singawalang dapat digunakan sebagai obat rematik, radang paru-paru (pneumonia), dan gas dalam perut (flatulence)

Berdasarkan pengalaman, setelah pengobatan selama seminggu penderita mulai merasakan tanda-tanda kesembuhan. Meski begitu sebaiknya penderita tetap memeriksakan diri ke dokter. Jika dari hasil diagnosis ia dinyatakan sembuh, lanjutkan pengobatan pencegahan dengan mengurangi hari minum menjadi tiga hari dalam seminggu. Hentikan pengobatan bila terasa sembuh betul. (Drs. Samiran)

dari : indomedia.com/intisari/2001/Okt

Dosis pemakaian

Untuk pengobatan diperlukan sebanyak lima (5) lembar daun singawalang yang telah dicuci bersih. Tumbuk halus sampai seperti bubur. Hasilnya diseduh dengan setengah (½) gelas air panas, bubuhi garam dan gula merah secukupnya. Lalu, diaduk sampai bahan-bahan itu larut. Akhirnya, saring dengan saringan teh untuk mendapatkan sarinya. Setelah dingin baru diminum. Dalam sehari minum dua kali.



TBC BISA PULA MENYERANG GINJAL

Sebagai penyakit infeksi menahun, TBC dapat menular melalui berbagai cara. Di antaranya lewat udara pernapasan atau dahak penderita TBC aktif yang batuk. Pada ibu hamil penderita TBC, penularannya ke bayi melalui plasenta, sehingga bayi yang dilahirkan akan menderita TBC kongenital (sejak lahir).

Salah satu penyebab penyakit ini adalah bakteri jenis Mycobacterium tuberculosis hominis. Mycobacterium tuberculosis bovin, yang biasa berjangkit pada hewan, juga dapat ditularkan melalui air susu sapi mentah. Mycobacterium tuberculosis avium pada burung kadang-kadang diketahui pula menyerang manusia.

Bakteri penyebab TBC awalnya ditemukan pada 1882 oleh ahli bakteri Jerman, Robert Koch. Bentuknya panjang seperti tubercle bacillus (bakteri berbentuk seperti kapsul) . Sinar matahari langsung dapat membunuh basil penyebab TBC dalam beberapa menit. Sebaliknya, basil dapat bertahan hidup dengan cara berlindung pada air liur dan nanah lebih lama. Bahkan, di dalam kondisi gelap dan tempat sejuk ia bisa hidup beberapa bulan.

Menurut D.G. Cooley dalam Family Medical Guide, faktor yang memudahkan timbulnya penyakit TBC pada manusia umumnya berhubungan dengan keadaan ekonomi yang serba kurang, perumahan kurang sehat dengan penghuni terlalu padat, makanan kurang bergizi, dan penyakit infeksi berulang.

Sebagai penyakit sistemik, TBC dapat menyerang semua alat tubuh. Umpamanya paru-paru, susunan saraf pusat, ginjal, tulang, sendi, dsb. Namun, penyakit ini paling sering menyerang paru-paru.

Gejala klinisnya sangat bervariasi dan tergantung pada luasnya, lamanya, dan jenis alat tubuh yang sakit. Gejala umum biasanya demam, batuk, batuk darah (pneumonia), kelemahan, tidak nafsu makan, bobot badan merosot, kurang darah (anemia), dsb. Gejala khusus bila infeksi mengenai alat tubuh di luar paru-paru, semisal perubahan cairan otak, kejang, dan menurunnya kesadaran akibat TBC pada susunan saraf pusat, atau kencing darah akibat TBC pada ginjal.

Minggu, 27 April 2008

Tanaman Antihamil Plus Obat Kuat

Pergeseran sifat kegiatan seksual dari prokreasi menjadi rekreasi menyebabkan industri farmasi melahirkan obat dan alat kontrasepsi. Sayang, harganya relatif mahal. Di lain pihak, kegiatan rekreasi tidak bisa begitu saja ditiadakan hanya demi mencegah kehamilan. Solusinya, berpaling ke alam! Gitu aja kok repot!



Kenapa populasi masyarakat di Tibet tidak mengalami perubahan yang berarti selama lebih dari 200 tahun? Begitulah pertanyaan yang menggoda benak para peneliti melihat Tibet yang nyaris tak terdengar dalam soal kependudukan selama dua abad. Selidik punya selidik, ternyata dalam menu makanan mereka hampir selalu ditemui ercis (Pisum sativum), atau dalam bahasa mereka matar. Di Indonesia kacang ini dikenal dengan banyak nama: kacang kapri, kacang polong, atau gamet.



Dari penelitian yang intensif di laboratorium akhirnya diketahui, biang kerok kejadian itu adalah senyawa kimia yang diberi nama m-xilohidroksiquinon. Senyawa ini merupakan senyawa utama yang terdapat dalam minyak kacang ercis. Dari hasil pengujian terhadap hewan dan manusia terbukti bahwa senyawa m-xilohidroksiquinon sangat efektif untuk mengalangi terjadinya pembuahan indung telur oleh spermatozoa. Bahasa medisnya adalah senyawa antifertilitas nonsteroida. Senyawa m-xilohidroksiquinon yang terkandung dalam ercis tidak bersifat toksik atau racun bagi wanita. Di dalam tubuh, senyawa ini memiliki cara kerja yang berlawanan dengan vitamin E yang kadung dikenal sebagai vitamin penyubur.



Untuk keperluan pembatasan kehamilan, kacang ercis harus dikonsumsi dua kali sebulan, yaitu pada hari ke-16 dan 21 siklus haid. Jumlah asupan sekitar 200 - 250 gr sekali makan. Cara penyajiannya bisa diatur, mau dibikin sayur bening, sop, atau jus. Itu semua tergantung pada selera masing-masing. Bisa juga dijadikan menu sehari-hari layaknya masyarakat Tibet.



Kembang sepatu si tukang ganggu

Sampai saat ini, obat kontrasepsi oral yang efektif dan paling banyak digunakan adalah dari golongan steroida. Hampir seratus persen jenis obat tersebut adalah hasil sintetis di laboratorium. Memang, tidak semuanya dibuat secara sintetis total. Namun, paling tidak obat tersebut merupakan hasil dari parsial sintetis bahan alam. Akibatnya, sifat alami dari obat tersebut juga berubah drastis, yang berujung pada efek sampingan yang merugikan. Pada beberapa orang, efek itu tampak nyata: berat badan tidak terkendali, alergi, gangguan pada siklus haid, dll.

Berkaca dari kenyataan tadi, masyarakat mulai menengok ramuan tradisional yang tergusur oleh budaya instan dan global. Kacang ercis bukan satu-satunya ramuan penghambat kehamilan. Masih ada akar kelimpar atau areuy kacembang (Embelia ribes). Tumbuhan yang di Indonesia hanya dikenal sebagai obat cacing ini mengandung senyawa embelin. Inilah senyawa yang cukup tokcer dalam mencegah terjadinya kehamilan. Caranya dengan membuat campuran 7 g seluruh bagian tumbuhan areuy kacembang, 7 g cabe jawa atau lada panjang (Piper longum), dan 7 g boraks yang diminum setiap hari selama 22 hari dengan tidak melakukan hubungan suami-istri. Setelah “puasa” selama 22 hari itu, hubungan intim bisa dilakukan. Dengan cara itu, ramuan ini dapat mengalangi terjadinya kehamilan selama setahun!

Senyawa rottlerin yang terdapat pada ki meyong (Mallotus philippensis) juga bersifat antifertilitas. Penggunaan senyawa ini dengan dosis 10 mg/kg berat badan (BB) dapat efektif 100% untuk mengalangi pembuahan selama sepuluh hari, dan hanya sekitar 84% dalam 20 hari. Tapi, jika dosis ditingkatkan menjadi 20 mg/kg BB maka dapat mengalangi terjadinya pembuahan secara total selama sebulan.

Dari kalangan tanaman hias, kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis) bisa menjadi pilihan lain. Malahan bisa dikategorikan sebagai tumbuhan kontrasepsi AC/DC; untuk pria jos, wanita pun manjur. Penelitian di laboratorium memperlihatkan bahwa ekstrak kembang sepatu ini memiliki sifat antiestrogenik yang bisa menimbulkan terganggunya keseimbangan hormon reproduksi pada pria maupun wanita. Akibat lanjutannya, kegiatan ya, ya, ya, … pun bebas dari kekhawatiran akan memunculkan adik baru.

Pada pria, ekstrak (air rebusan) bunga kembang sepatu selain akan mengganggu keseimbangan hormon reproduksi (progesteron), juga akan memberikan efek menghambat terhadap perbanyakan sperma, mengganggu fungsi endokrin, dan memperkecil ukuran testis. Tapi, pengaruh itu hanya timbul selama pemberian ekstrak itu berlangsung. Kalau dihentikan, organ reproduksi akan bekerja normal kembali.

Dalam pengobatan formal, hanya satu jenis senyawa alami dari tumbuhan yang telah digunakan sebagai obat konstrasepsi dan diresepkan oleh banyak dokter, yaitu senyawa sparteina. Senyawa ini banyak dijumpai pada tumbuhan dari famili Leguminosae atau polong-polongan, terutama marga Ammodendron, Baptisia, Cytisus, Genista, Gobelia, Lupinus, Retama, Sarothamnus, Templetonia, dan Thermopsis. Sayangnya, tumbuhan tersebut bukanlah tanaman asli Indonesia. Besar kemungkinan belum pernah ditanam di Indonesia.



Pria pun bisa lo!

Dari India juga terkuak adanya kepercayaan masyarakat terhadap beberapa tanaman sebagai obat antifertilitas. Tidak kurang tercatat 138 jenis tumbuhan.
Salah satu dari beratus macam tadi adalah dringo atau jeringau (Acorus calamus). Tanaman terna tahunan ini selain sebagai obat tidur, digunakan sebagai kontrasepsi dengan meminum air rebusan rimpang (secukupnya) yang telah dicampur susu. Meminumnya setelah datang bulan.

Cara lain adalah dengan memakan biji jarak (Ricinus communis), sehari setelah melahirkan. Jika tak mau dengan biji jarak, ada cara lain lagi. Yakni mencampur makanan dengan tepung biji saga manis (Abrus precatorius). Di samping itu ada tanaman yang dimanfaatkan dengan menggodok bagian tumbuhan tersebut lalu diminum airnya. Masuk dalam kelompok ini adalah daun plus buah kecubung (Datura metel), akar ki encok (Plumbago zeylanica), buah dan biji biji labu air atau waluh bodas (Langinaria siceraria).

Amerika Latin (Puerto Rico, Kuba, Republik Dominika, dan Santa Lucia) juga memiliki kearifan tradisional seperti India. Di masyarakat mereka sudah tumbuh kesadaran untuk berpaling ke alam, termasuk dalam upaya menekan jumlah kelahiran. Mereka menggunakan daun dan batang defenbahia (Dieffenbachia seguine), yaitu sejenis tumbuhan talas-talasan. Sedangkan di Kepulauan Solomon, yang dimanfaatkan adalah kulit akar palas (Licuala sp.), tumbuhan sejenis palem. Bagian tumbuhan ini harus dikunyah oleh pria dan wanita untuk mengalangi terjadinya kehamilan.

Pulutan (Urena lombata) menjadi alat “bikin dosa” di masyarakat Irlandia. Dengan mengunyah daunnya lalu airnya ditelan, pertemuan sperma dan sel telur pun urung terjadi.

Umumnya, yang menggunakan obat antikehamilan secara oral adalah wanita. Tapi, di negara berpenduduk 1 miliar lebih, Cina, terungkap bahwa para lelaki di sana memakan obat kontrasepsi yang terkandung dalam biji kapas (Gossypum sp.). Biji kapas yang diolah menjadi minyak dan digunakan untuk memasak di negeri tirai bambu ini mengandung senyawa gosipol yang menjadi kambing hitam bagi rendahnya mutu sperma pria. Bahkan, ia juga memiliki sifat yang dapat mematikan spermatozoa.

Di samping itu, senyawa ini juga bersifat menonaktifkan enzim yang sangat diperlukan untuk spermatozoa dalam membuahi sel telur. Laki-laki yang mengkonsumsi minyak biji kapas akan memiliki sperma yang kurang bagus dan tidak bisa membuahi indung telur di rahim wanita.



Hati-hati keguguran

Meski berasal dari alam, yang notabene sedikit - untuk tidak menyebut tidak ada - efek sampingannya, penggunaannya harus hati-hati dan bijak. Seperti beberapa waktu lalu ketika sebuah tabloid terbitan Jakarta memuat artikel mengenai ki urat (Plantago major) yang dapat meningkatkan libido atau gairah seksual pada pria.

Beberapa literatur kuno memang menyatakan bahwa ada suku bangsa di dunia yang menggunakan ki urat sebagai aprodisiak. Akan tetapi, dalam literatur yang sama, juga disebutkan bahwa ki urat bisa mengakibatkan sterilitas atau ketidakmampuan membuahi sel telur pada sperma pria. Bagi mereka yang sudah memiliki beberapa keturunan, barangkali ini akan cukup menguntungkan; sambil ber-KB sekaligus meningkatkan kebugaran tubuh dan keharmonisan rumah tangga. Namun bagi yang masih mendambakan anak, tunggu dulu! Bugar ya, tapi sperma jadi loyo.
Jadi perlu dimengerti bahwa tidak semua tanaman aman digunakan untuk satu tujuan tertentu. Satu tumbuhan bisa mengandung puluhan, bahkan ratusan, senyawa kimia dengan beragam khasiat dan kegunaan. Pun dengan dosis yang akan digunakan akan sangat mempengaruhi diperolehnya khasiat yang diinginkan dan efek yang tidak diinginkan.

Kehati-hatian juga diperlukan bagi wanita yang ingin ber-KB alamiah. Beberapa jenis tanaman bersifat mendua: antifertilitas, tapi juga dapat menyebabkan terjadinya keguguran (abortifacient).

Parsley (Petroselinum sativum) yang biasa terdapat pada makanan ala Barat mengandung suatu senyawa yang disebut apiol. Senyawa ini dalam dosis tinggi dapat menyebabkan keguguran. Begitu juga dengan minyak inggu (Ruta graveolens), tansy (Tanacetum vulgare), pennyroyal (Hedeoma pulegioides), dan minyak savin (Junioerus sabina). Keempat jenis minyak ini dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kontraksi yang berlebihan pada rahim (uterus). Sedangkan minyak castor dapat menyebabkan iritasi pada rahim. Pala (Myristica fragrans) dengan senyawa miristisin, elemisin, dan safrol yang dikandungnya bisa pula mengakibatkan keguguran jika dikonsumsi berlebihan (lebih dari tujuh buah sehari). Bahkan jika dikonsumsi lebih dari sembilan buah bisa membahayakan kelangsungan hidup sang ibu.

Perhatikan pula dengan beberapa jenis bumbu, buah-buahan, atau bahan tumbuhan antifertilitas yang banyak terdapat di sekitar kita, tapi berpotensi menyebabkan keguguran, seperti jeruk bali (Citrus maxima), merica (Piper nigrum), temu putih (Curcuma zadoaria), seledri (Apium graveolens), buah nona (Annona squamosa), jintan putih (Cucuminum cyminum), cendana (Santalum album), delima (Punica granatum), jasmin atau melati areuy (Jaminum grandifolium), kelor (Moringa oleifera), cempaka (Michelia champaca), mentimun (Cucumis sativus), paria (Momordica charantia), dan pule pandak (Rauvolfia serpentina) yang biasa digunakan untuk obat hipertensi. Walaupun begitu, jangan terlalu khawatir karena penggunaan secara berlebihan yang dapat menyebabkan keguguran. (Andria Agusta, Lab. Fitokimia, Puslitbang Biologi, Bogor)

PEPAYA MENGATASI PENYAKIT USIA TUA

Penyakit yang menyerang manusia kebanyakan disebabkan oleh bakteri beracun yang menyebar dalam usus besar. Demikian kesimpulan pakar zoologi dan mikrobiologi Rusia, Prof. Metchnikoff, setelah melakukan berbagai penelitian. Peristiwa autointoksikasi (peracunan sendiri) ini juga merupakan salah satu sebab dari penyakit lansia.

Prof. Metchnikoff meraih hadiah Nobel tahun 1908 bersama Dr. Paul Ehrlich untuk fisiologi/kedokteran, karena menemukan sejumlah sel mirip amuba dalam tubuh binatang. Sel ini melumpuhkan makhluk asing seperti bakteri beracun dalam tubuh. Penemuan fenomena yang dikenal sebagai phagocytosis ini kemudian menjadi dasar cabang ilmu imunologi dari ilmu kedokteran. Sedangkan Dr. Paul Ehrlich seorang pakar kedokteran Jerman yang waktu itu berjasa memelopori penelitian dan pengembangan teknik uji imunologi.

Autointoksikasi itu akan dibereskan sendiri oleh badan dengan proses phagocytosis. Tetapi kalau penyebabnya timbul lagi timbul lagi terus-menerus, badan akan kewalahan. Karena itu, sebaiknya kita secara sadar turut membantu phagocytosis itu agar autointoksikasi tercegah.

Pencegahan ini tidak hanya menolong manusia menghindari berbagai penyakit, tetapi juga menolong memelihara (dan kemudian) memperpanjang usia sampai melampaui rentang hidup rata-rata orang sebangsanya. Bagaimana caranya?

Usus besar kita bertugas membuang makanan sisa bersama bakteri pembusukan pembongkar bahan organik. Kalau sampai ada bahan sisa yang tak berguna ini tersimpan lebih lama dalam usus melebihi jangka waktu yang normal, (misalnya karena kita tidak teratur membuang air besar), maka massa yang membusuk lebih lanjut dalam usus itu menjadi tempat pembiakan berbagai kuman yang berbahaya. Kotoran yang membusuk akan memanas, kemudian menimbulkan ketidaknyamanan dan ketegangan.

Buah pepaya dapat menjadi penyelamat dalam mengatasi autointoksikasi karena ketidakteraturan “pergi ke belakang” ini. Kalau dalam menu sehari-hari ada buah pepaya matang yang dihidangkan sebagai penutup acara makan, maka acara “pergi ke belakang” akan terselenggara dengan teratur, dan mencegah autointoksikasi.

Ini gara-gara buah pepaya mengandung papain yang mirip enzim pepsin dalam lambung, pencerna bahan makanan berprotein. Makin lancar pencernaan terselenggara, makin lancar pula pembuangan kotoran dari tubuh. Oleh industri farmasi, papain dipakai sebagai ramuan obat pelancar pencernaan bagi mereka yang sulit membongkar muatan lewat pintu belakang.

Tetapi, daripada membeli obat di apotek, masih lebih murah dan alamiah makan buah pepaya segar saja secara teratur. Selain berkhasiat memperlancar pencernaan, buah itu juga jelas mengandung berbagai vitamin. Di antaranya yang terpenting ialah vitamin B kompleks yang berperan membangkitkan selera makan pada orang lansia.

Vitamin penting yang kedua dalam buah pepaya ialah vitamin A yang merangsang pertumbuhan sel epitel baru dalam tubuh. Ini berarti sel-sel tubuh yang sudah usang karena menua akan dapat diganti dengan yang baru secara teratur terus-menerus, dan kita juga terus-menerus dibuat awet tua. (Drs. Samiran)

Sembilan tanaman obat unggulan hasil uji klinis Badan POM

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) menetapkan sembilan tanaman obat unggulan yang telah diteliti atau diuji secara klinis. Sembilan tanaman obat itu: sambiloto, jambu biji, jati belanda, cabe jawa, temulawak, jahe merah, kunyit, mengkudu dan salam.

” Pada saat sekarang, kecenderungan dan kesadaran masyarakat semakin meningkat dalam menggunakan tanaman obat. Hal itu dikarenakan untuk mendapatkan cara yang lebih murah dan aman dibanding obat-obat modern atau sebagai alternatif pengganti jika obat-obat modern tidak dapat lagi memberikan kesembuhan untuk menanggulangi masalah kesehatan tertentu,” kata Dra Sri Liring DS, Kepala Biro Hukum dan Humas Badan POM.

Sembilan tanaman obat unggulan tersebut yaitu sambiloto (Andrographis paniculata Ness), jambu biji (Psidium guajava L), jati belanda (Guazuma ulmifolia Lmk var. tomentosa K. Schum), cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), jahe merah (Zingiberis officinale Rosc. Var Rubrum), kunyit (Curcuma domestica Val.), mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan salam (Eugenia polyantha Wight/ Syzygium polyanthu).
Uji klinis sembilan tanaman obat unggulan itu ditujukan untuk mengetahui fungsi sambiloto sebagai anti-neoplasma, jambu biji sebagai anti-demam berdarah, jati belanda sebagai penurun hiperlipidemia, cabe jawa sebagai androgenik, temulawak sebagai penurun hiperlipidemia, jahe merah sebagai anti-neoplasma, kunyit sebagai penurun hiperlipidemia, mengkudu sebagai penurun kadar gula darah dan salam sebagai penurun kadar gula darah.
Secara tradisional sembilan tanaman itu sudah sering digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Misalnya sambiloto untuk demam, kencing manis, radang. jambu biji untuk disentri, kecacingan.
Analisis bahan atau komponen aktif (bioaktif) memang menunjukkan mempunyai efek terapi. Sebagian lain masih dalam taraf identifikasi jenis atau golongan senyawa aktifnya. Dan sebagian lainnya belum diketahui secara spesifik efek terapi bahan aktif yang dikandugnya.
Sembilan tanaman obat unggulan tersebut secara tradisional biasanya dimanfaatkan dengan merebusan/menyeduh (dengan air panas) bagian segar (rajangan atau tidak dirajang), kering (rajangan atau serbuk kering) dari tanaman obat itu.
Badan POM menggunakan teknologi farmasi metode pengekstrakan yang sesuai untuk mendapat bahan aktif yang lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas yang tentunya akan berpengaruh terhadap efek terapinya.
Selanjutnya Badan POM menetapkan sembilan tanaman unggulan tersebut untuk dilakukan uji klinik. Uji klinik dilakukan pada manusia untuk mengetahui efek atau terapinya secara ilmiah ke hal yang lebih spesifik untuk pengobatan penyakit dan keamanannya pada manusia.
“ Sesuai misi Badan POM untuk mengembangkan obat asli Indonesia dengan mutu, khasiat dan keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, maka dilakukan uji klinis tanaman obat unggulan tersebut,” jelas Sri Liring.
Lanjutnya, ”Apabila terbukti aman dan berkhasiat berdasarkan uji klinis, maka produk obat alam dari tanaman unggulan tersebut dapat digunakan untuk pengobatan pada pelayanan kesehatan formal sebagai fitofarmaka.”
Untuk keterangan lebih jelas mengenai sembilan tanaman obat unggulan hasil uji klinik Badan POM tahun 2004, silahkan baca:
1. Pengobatan secara tradisional (empirik) dan penelitian sembilan tanaman obat unggulan.
2. Sembilan tanaman obat unggulan hasil uji klinis Badan POM.
3. Deskripsi dan distribusi sembilan tanaman obat unggulan.
5. Kandungan kimia spesifik untuk efek terapi pengobatan sembilan tanaman obat unggulan.

dari : beritabumi.or.id

Teh hijau mencegah Alzheimer

Para peneliti University of South Florida (USF) menemukan bahwa teh hijau berpotensi menguntungkan bagi kesehatan. Salah satu diantaranya adalah melindungi otak dari penyakit Alzheimer.

Dalam artikel Journal of Neuroscience, edisi September 2005, para peneliti USF melaporkan bahwa ada sebuah komponen teh hijau yang dapat mencegah Alzheimer – seperti kerusakan pada otak dari tikus yang secara genetik diprogram untuk meneliti proses penyakit neurodegeneratif. Komponen yang disebut epigallocatechin-3-gallate (EGCG), adalah anti oksidan utama dalam teh hijau. EGCG ini telah banyak diteliti karena diperkirakan dapat melawan kanker.

Tim USF memperlihatkan bukti pertama bahwa EGCG dapat menurunkan produksi protein beta-amyloid, yang secara normal dapat berakumulasi di otak dan dapat menyebabkan gangguan saraf dan hilangnya daya ingat. Penurunan beta-amyloid ini telah diteliti baik melalui kultur sel maupun tikus percobaan. EGCG berfungsi untuk memblok proses utama pembentukan protein yang berkaitan dengan Alzheimer dalam sel otak.

Setelah diuji cobakan pada tikus dengan penyuntikan EGCG murni setiap hari, selama beberapa bulan, para peneliti mengamati adanya penurunan dramatik, sebanyak 54 persen, sumbatan di otak.

“Penemuan tersebut membuktikan bahwa komponen teh hijau dalam konsentrasi tertentu dapat menurunkan bentuk sumbatan beta-amyloid di otak,” kata peneliti senior Jun Tan, PhD, MD yang juga Direktur Laboratorium Neuroimunologi Silver Child Development Center, Departemen Psikiatri, USF. “Jika patologi beta-amyloid pada tikus percobaan tersebut sama dengan patologi penyakit Alzheimer pada manusia, maka penggantian EGCG dapat secara efektif digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut,” tambah Jun Tan.

Teh hijau mengandung banyak anti oksidan, termasuk flavanoids yang dapat mencegah radikal bebas merusak otak. Namun Dr. Tan dan rekannya memperlihatkan bahwa ada flavanoids dalam teh hijau yang sebenarnya melawan kemampuan EGCG alami untuk mencegah beta-amyloid yang berbahaya. Karenanya Dr. Tan mengatakan bahwa meminum teh hijau saja tidak sama manfaatnya jika dibandingkan dengan mekanisme kerja EGCG.

Penemuan ini membuktikan bahwa ekstrak teh hijau, terutama EGCG dibutuhkan untuk menolak flavanoids lain yang berlawanan dengan teh hijau,” kata penulis hasil penelitian, Doug Shytle, PhD. “Generasi suplemen baru yang mengandung EGCG murni akan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit Alzheimer,” tambah Shytle. Dr. Tan mengatakan bahwa setiap harinya manusia membutuhkan 1.500-1.600 mg EGCG, hampir sama dengan dosis yang disuntikkan pada tikus percobaan. Dosis tersebut telah diteliti pada relawan dan terbukti aman.

Para peneliti USF berencana untuk meneliti apakah pemberian EGCG secara oral dengan dosis ganda dapat meningkatkan hilangnya ingatan pada tikus percobaan seperti halnya menurunkan gangguan penyakit Alzheimer. “Jika penelitian-penelitian tersebut berhasil membuktikan adanya manfaat, kami yakin percobaan-percobaan klinis EGCG terhadap penyakit Alzheimer pasti terjamin,” kata Dr Tan.

dari : beritabumi.or.id

PANGLAI

Nama Tanaman Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)
Nama Lokal Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle;

Deskripsi Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.

Untuk Penyakit Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan

Pemanfaatan BAGIAN YANG DIPAKAI: Rimpang, daun.

KEGUNAAN:
Rimpang:
- Demam, sakit kepala.
- Batuk berdahak.
- Perut nyeri, masuk angin.
- Sembelit.
- Sakit kuning.
- Cacingan.
- Rheumatism.
- Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.
- Mengecilkan perut setelah melahirkan.
- Kegemukan.

Daun:
· Tidak napsu makan.
· Perut terasa penuh.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.
Pemakaian luar. Rimpang secukupnya dicuci bersih Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala, pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Demam, masuk angin.
15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2
cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata lalu
diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

2. Perut mules:
Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi,
masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis. Rebus
dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum.

3. Sakit kepala karena demam:
Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan
sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai sebagai
pilis pada dahi.

4. Sakit kuning:
1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air
masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring,
minum. Lakukan 2 kali sehari.


5. Nyeri sendi (rheumatism):
Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak
sampai menjadi adonan seperti bubur encer. Borehkan kebagian
sendi yang sakit.

6. Mengecilkan perut setelah melahirkan:
Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada
perut.

7. Cacingan:
3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar
tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk
halus. Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu
diperas dan disaring. Minum.

8. Radang seiaput lendir mata:
Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir
jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus
dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah
dingin disaring, minum.

9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:
a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci
lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan
sore hari.

b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari
rimpang lempuyang wangi, 1/4 genggam daun kemuning, 1/4
genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-
potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai
tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4
gelas.

c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari
tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk
nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas-
remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

ALPOKAT

Nama Tanaman Alpokat (Persea gratissima Gaertn.)

Nama Lokal Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat, alpokat, avokat, advokat (Sumatera);

Deskripsi Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat juice. minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten.

Untuk Penyakit Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia), nyeri lambung,; Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,; Kencing manis (diabetes melitus), menstruasi tidak teratur.;

Pemanfaatan BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji.

KEGUNAAN:
Daging buah :
- Sariawan.
- Melembabkan kulit kering.

Daun:
- Kencing batu.
- Darah tinggi, sakit kepala.
- Nyeri syaraf.
- Nyeri lambung.
- Saluran napas membengkak (bronchial swellings).
- Menstruasi tidak teratur.

Biji:
- Sakit gigi.
- Kencing manis.

PEMAKAIAN,.
Untuk minum: 3-6 lembar daun.
Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.

CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan:
Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu
murni, diaduk merata lalu dimakan. Lakukan setiap hari sampai
sembuh.

2. Kencing batu:
4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu,
setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu
direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

3. Darah tinggi :
3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air
panas. Setelah dingin diminum sekaligus.

4. Kulit muka kering:
Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai
untuk masker, dengan cara memoles muka yang kering. Muka
dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut
mengering.

5. Sakit gigi berlubang:
Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat.

6. Bengkak karena Peradangan:
Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi
adonan seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit.

7. Kencing manis:
Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok,
kemudian digodok dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat.
Saring, minum setelah dingin.

8. Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri
lambung, bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf (Neuralgia)
dan datang haid tidak teratur.

Data penelitian:
Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus strain A dan B. Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E. Ramstad 1975).

MURBEI

Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl, dan memerlukan cukup sinar matahari. Tumbuhan yang di Jawa disebut Besaran atau Murbeu dan di Sumatera disebut Kerta atau Kitau ini telah dibudidayakan dan menyukai daerah-daerah yang cukup basah seperti lereng gunung, tetapi pada tanah yangberdrainase baik. Kadang ditemukan tumbuh liar.

Pohon tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak, cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1 - 4 cm. Helai daun bulat telur sampai berbentuk jantung, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi bergigi, pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5 - 20 cm, lebar 1,5 - 12 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota berbentuk taju, warnanya putih. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tahun. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah muda hijau, setelah masak jadi hitam. Biji kecil warna hitam.

Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk makanan ulat sutera. Daun muda enak di sayur da berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. perbanyakan dengan setek dan okulasi.

Sifat dan Khasiat
Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dan hati. Berkhasiat sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), mendinginkan darah, pereda demam (antiperik) dan menerangkan penglihatan

Buah bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati dan ginjal. Memelihara darah dan “yin”, memperkuat ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung.

Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian paru. Berkhasiat sebagai antiasmatik, ekspektoran, diuretik dan menghilangkan bengkak (detumescent).

Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. berkhasiat sebagai karminatif, antiperik, analgesik, antireumatik dan merangsang penbentukan kolateral.

Kandungan Kimia
Daun murbei mengandung ecdysterone, inokosterone, lupeol, b-sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin, a-, b-hexenal, cis-b-hexenol, cis-g-hexenol, benzaldehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, acetone, trigonelline, choline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B, C dan karoten), asam klorogenik, asam fumarat, asam folat, asam formyltetrahydrofolik, dan mioinositol, juga mengandung phytoestrogens.

Bagian ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A, buahnya menagndung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam strearat, asam oleat dan vitamin (karoten B1, B2 dan C).

Kulit batang mengandung triterpenoids: a-, b-amyrin, sitosterol, sitosterol-a-glukoside. Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone A, B, C, oxydihydromorusin. Coumrins: umbeliferone dan scopoletin.

Kulit akar mengandung derifat flavone mulberrin, mulberrochromene, cyclomurberrine, cyclomurberrochromene, morussine dan mulberrofuran A. Juga mengandung betulinic acid, scopoletin, a-amyrin, b-amyrin, undecaprenol dan dodecaprenol.

Biji mengandung urease

Bagian yang digunakan
Daun, ranting, buah, dan kulit akar dapat digunakan sebagai obat. Untuk penyimpanan, buah dikukus baru dijemur, ranting dipotong tipis lalu dijemur dan kulit akar dicuci bersih lalu dipotong-potong tipis kemudian dijemur sampai kering.

Indikasi
Daun (Sang ye)
Berkhasiat untuk mengobati: Demam karena flu, malaria, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit gigi, rematik, darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes melitus), kaki gajah (elephantiasis tungkai bawah), sakit kulit, bisul, radang mata merah (conjungtivitis acute), memperbanyaik air susu ibu (ASI), keringat malam, muntah darah dan batuk darah akibat darah panas, kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) dan ganggua pada saluran pencernaan.

Kulit Akar(Sang bai pi)
Berkhasiat untuk mengobati: sakit gigi, tidak datang haid, batuk berdahak, sesak napas (asma), muka bengkak, (edema), kencing yang nyeri dan susah (disuria) dan cacingan.

Buah (Sang shen)
Berkhasiat untuk mengatasi: tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung berdebar (palpitasi), kencing manis (diabetes melitus), rasa haus dan mulut keting, sukar tidur (insomnia), batuk berdahak, pendengaran berkurang dan penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), tuli, tujuh keliling (vertigo), hepatitis kronis, sembelit pada orang tua, kurang darah (anemia), neurastenia, sakit otot dan persendian, sakit tenggorok serta rambut beruban sebelum waktunya.

Ranting (Sang zhi)
Berkhasiat untuk mengobati: rematik, tangan dan kaki terasa baal dan sakit, sakit pinggang (lumbago), keram pada tangan dan kaki, tekanan darah tinggi serta menyuburkan pertumbuhan rambut.

Cara Pemakaian.
Untuk diminum, pilih salah satu bagian yang disukai. Bila kulit akar 10 - 15g, ranting 15 - 30g sedang daun dosisnya 5 - 10g sekali rebus, dapat juga menggunakan dosis maksimal 20 - 40g. Untuk buah dosisnya 10 - 15g direbus lalu diminum.

Untuk pemakaian luar, daun segar dilumatkan atau digiling halus, kemudian diturapkan ke tempat yang sakit seperti luka, digigit ular dan serangga atau untuk merangsang pertumbuhan rambut.

Efek Farmakologis
Ecdysterone berkhasiat hipoglikemik.

Contoh Pemakaian
Tekanan Darah Tinggi, Kaki bengkak
Daun murbei segar sebanyak 15g dicuci bersih kemudian direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring lalu dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore.

Memperbanyak keluarnya ASI
Daun murbei muda dimasak sebagai sayuran, lalu dimakan bersama nasi.

Kencing Nanah
Kulit akar murbei, adas pulosari dan kayu sandel (sandelhout) direbus.

Bisul, Radang kulit
Daun murbei segar sebanyak 1 genggam dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus. Rebusan daun ini berguna untuk membersihkan darah sehingga dapat diminum secara teratur.

Luka, Borok
Daun murbei segar setelah dicuci bersih lalu dioleskan minyak kelapa. Layukan di atas api lalu diremas-remas dengan jari tangan sehingga menjadi lemas. Daun tadi kemudian dipakai untuk menutup luka. Namun sebelumnya, luka harus dicuci dahulu dengan rebusan akar trengguli.

Digigit ular
Daun murbei segar sebanyak 20g dicuci lalu digiling halus. Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu disaring dan diperas. Air yang terkumpul lalu diminum sekaligus.

Berkeringat malam
Daun murbei kering yang dijadikan serbuk sebanyak 6 - 9 g, direbus dengan air beras sampai mendidih. Setelah dingin lalu diminum.

Rematik, tangan dan kaki baal dan sakit
Ranting murbei kering sebanyak 15g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 kali masing-masing 1/2 gelas.

Hepatitis Kronis
Buah murbei segar sebanyak 10g ditambah air masak 1 gelas, lalu diblender. Hasilnya lalu diminum sekaligus.

Jantung lemah
Buah murbei secukupnya dijus, lalu minum sekaligus. apas pendek, bengkak di mata kaki dan rasa nyeri di dada akan berkurang dengan minum jus buah murbei ini setiap hari.

Catatan
Diluar negeri daun murbei sudah dibuat obat suntik. Obat suntik tersebut menyebabkan nyeri lokal di tempat suntikan, kadang timbul menggigil, demam dan sakit kepala yang tidak memerlukan pengobatan khusus.

Pemakaiana ranting murbei sebaiknya dihindari bila ada sindrom defisiensi Yin

Pemakaian buah murbei sebaiknya dihindari bila sedang diare akibat dingin dan adana defisiensi limpa dan lambung.
Sumber: Dr. Setiawan Dalimartha/Hadi

Mahkota Dewa

Pohon Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya.

Kandungan

Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:

* Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
* Saponin, yang bermanfaat sebagai:
o sumber anti bakteri dan anti virus
o meningkatkan sistem kekebalan tubuh
o meningkatkan vitalitas
o mengurangi kadar gula dalam darah
o mengurangi penggumpalan darah
* Flavonoid
o melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
o mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah
o mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
o mengandung antiinflamasi (antiradang)
o berfungsi sebagai anti-oksidan
o membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
* Polifenol
o berfungsi sebagai antihistamin (antialergi)

Tanaman atau pohon mahkota dewa seringkali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting.
Nama Lain

* Makuto Rojo
* Makuto Ratu
* Obat Dewa
* Pau (Obat Pusaka)
* Crown of God

BUNGA PUKUL EMPAT (Mirabilis jalapa L.)

Tanaman ini termasuk familia Nyctaginaceae. Tumbuhan ini merupakan tanaman hias. Bunganya mekar di sore hari dan kuncup kembali menjelang siang.
Nama lain : kembang pagi sore.

Kegunaan :


Bisul. 10-12 helai daun kembang pukul empat dicuci, lumatkan, beri garam. Tempelkan pada bisul dan sekitarnya, balut. (4)

Jerawat. Biji kembang pukul empat diambil isinya yang berupa tepung bedak. Beri sedikit air. Oleskan pada jerawat. (4)


SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

BROTOWALI (Tinospora crispa Miers. Hook. f.& Thems)

Tanaman termasuk familia Menispermaceae. Tumbuh dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Dapat ditemui di daerah pantai.
Tanaman ini mengandung : zat pahit pikroretin, alkaloid berberina.

Kegunaan :


Luka, koreng, kudis: 30 cm batang brotowali berikut daunnya dicuci bersih lalu dipotong masing-masing 5 cm. Rebus dengan 6 gelas air selama 1/2 jam. Setelah agak dingin, gunakan untuk membersihkan bagian yang luka. Sementara itu, 7 batang daun brotowali ditumbuk halus dan tempelkan pada luka lalu dibalut dengan perban. Balutan dan ramuan daun ini harus diganti setiap 2 hari sekali.

Gatal-gatal: Rebus 20 g batang brotowali dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diamkan sampai agak dingin, lalu pakai untuk merendam bagian yang gatal. Lakukan 2x sehari.

Menambah nafsu makan: 3 helai daun brotowali, 30 g batang brotowali direbus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum setiap hari 1 gelas.

Malaria: 20 cm batang brotowali berikut daunnya direbus dengan 1 l air sampai airnya tinggal setengah. Setelah dingin, diminum dengan madu. Ramuan ini untuk diminum 3x sehari.

Demam: 20 cm batang brotowali berikut daunnya direbus dengan 1 l air sampai airnya tinggal setengah. Setelah dingin, diminum dengan madu. Ramuan ini untuk diminum 3x sehari.

Hepatitis: 20 cm batang brotowali berikut daunnya direbus dengan 1 l air sampai airnya tinggal setengah. Menjelang masak, masukkan air perasan 3 jari temulawak yang sudah diparut. Saring. Ramuan ini untuk diminum 3x sehari.

Diabetes: 10 cm batang brotowali bersama akar pepaya direbus dengan 3 gelas air. Setelah mendidih, saring dan diamkan sampai agak dingin. Ramuan ini untuk diminum 2x sehari.

Rematik: 10 cm batang brotowali dicuci, dipotong-potong 3 cm. Rebus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Saring. Setelah dingin, diminum. Ramuan ini untuk diminum 3x sehari. (mrd)

SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

BELUNTAS (Pluchea indica Less.)

Tanaman termasuk familia Asteraceae. Tumbuh dengan ketinggian 1.000. meter di atas permukaan laut. Dapat ditemui di daerah pantai tumbuh liar. atau sebagai tanaman pagar.

Untuk pengembangbiakannya dengan setek batang yang cukup tua.

Nama lain : baluntas, luntas (Jawa), baluntas (Madura), baruntas (Sunda), lamutasa (Makasar), lenabou (Timor)..

Tanaman ini mengandung : alkaloid, flavonoida, tanin, minyak atsiri, asam chlorogenik, natrium, kalium, aluminium, kalsium, magnesium, dan fosfor.

Kegunaan :

Demam: 15 helai daun beluntas diseduh dengan segelas air panas. Setelah agak dingin, disaring. Diminum sekaligus 1x sehari.

Bau badan dan bau mulut: Beberapa helai daun beluntas nuda dikukus lalu dimakan sebagai lalap.

Pegal - linu: Beberapa helai daun beluntas diseduh dengan segelas air panas. Ramuan ini untuk diminum 2x sehari.

Keputihan: 20 helai daun beluntas, 1 akar tapak liman direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus, 1x sehari.

Nyeri pinggang dan pinggul: 1 akar beluntas, 1 ibu jari kencur, 1 ibu jari temulawak, i ibu jari kunyit direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum 1x sehari, sekaligus.

Rematik: Akar beluntas direbus dengan segelas air. Saring, minum 1x sehari sekaligus.

Sakit perut: 20 helai daun beluntas dicuci bersih lalu diremas-remas sampai hancur. Seduh dengan segelas air panas sambil diberi sedikit asam dan garam, lalu disaring. Diminum selagi masih hangat. Ramuan ini untuk diminum 2x sehari.

Nyeri haid: 20 helai daun beluntas dicuci bersih lalu diremas-remas sampai hancur. Seduh dengan segelas air panas sambil diberi sedikit asam dan garam, lalu disaring. Diminum selagi masih hangat. Ramuan ini untuk diminum 2x sehari.

Gangguan pencernaan pada anak: 8 helai daun beluntas dicuci bersih, lalu ditaruh di nasi yang akan ditim. (mrd)

SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

BENGLE (Zingiber cassumunar)

Tanaman termasuk familia Zingiberaceae. Tumbuh pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, banyak ditanam orang di pekarangan, di pinggir halaman dekat pagar.

Untuk pengembangbiakannya melalui potongan rimpang yang sudah cukup tua dan mempunyai mata tunas.

Nama lain : bunglai (Jawa), panglai (Sunda), banglai (Sumatera)

Tanaman ini mengandung : asam organik, mineral, lemak, gom, albuminoid, gula, juga ada damar yang pahit dan minyak terbang seperti sineol, pinen dan sesquiterpen-sesquiterpen.

Kegunaan :

Obat sakit perut: Daunnya direbus dalam air yang sudah mendidih selama lebih kurang 1/4 jam bersama-sama dengan merica, kemudian airnya diminum.

Asma, rematik, cacing gelang dan keremi: Rimpangnya direbus dalam air yang mendidih selama lebih kurang 1/2 jam, airnya diminum.

Demam bagi orang yang beru melahirkan: Rimpangnya ditumbuk dan dipergunakan sebagai obat kompres.(mrd)

SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

Bawang Merah (Allium cepa L.)

Tanaman ini termasuk familia Liliaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh semusim di tanah yang banyak mendapat sinar matahari.

Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui umbinya.

Kandungan : flavonglikosida, sulfur.

Nama lain : berambang; shalot.

Kegunaan :

Demam pada anak. Kupas 2-3 bawang merah, cuci, parut. Ambil 2 sendok makan minyak goreng, 1/2 sendok makan minyak kayu putih, seiris jeruk nipis diambil airnya atau air dari sedikit asam jawa, campurkan. Gosokkan ke ketiak, punggung, perut. Kalau panasnya tinggi gosokkan di kepala, ketiak, dan semua lipatan badan, perut, telapak kaki, serta bagian tubuh yang terasa panas kalau dipegang. (4)

Perut kembung. Kupas 2-3 bawang merah, cuci, parut. Ambil 2 sendok makan minyak goreng, 1/2 sendok makan minyak kayu putih, seiris jeruk nipis diambil airnya atau air dari sedikit asam jawa, campurkan. Gosokkan ke perut dan sekitarnya. Jika belum kentut ulangi kira-kira seperempat jam kemudian. (4)

Masuk angin. 5 bawang merah dikupas, cuci, parut; tambahkan 1 sendok makan air larutan kapur sirih (kapur sirihnya cukup seujung kelingking). Gosokkan ke perut, punggung, tengkuk, dan kaki. (4)

Kerokan. 2 bawang merah dikupas, cuci, parut, campurkan 2 sendok makan minyak goreng. (4)

Kerokan pada anak-anak. 1 bawang merah dikupas, cuci, potong jadi 2 lalu digosokkan ke kulit anak. (4)

Disentri. 3 bawang merah dikupas, 1/2 cangkir daun patikan cina, 5 cm pulasari, cuci, iris, taruh di mangkuk, lalu dikukus kira-kira 1 jam. Saring dengan kain bersama cairan yang terkumpul di mangkuk. Takaran itu untuk 2 kali minum. Ulangi hingga sembuh. (4)

Hipertensi. 3 bawang merah, dikupas, cuci, telan utuh atau diiris kasar dulu baru dimakan. (4)

Diabetes. 3 bawang merah, 10 buncis, 10 daun salam dicuci, iris, rebus dengan 1/2 gelas air, saring, minum airnya sekali sehari. Periksakan gula darah 2 minggu kemudian. (4)

Kutu air/kakirangen. 3 bawang merah dikupas, cuci, parut, campur dengan 1 sendok makan minyak kelapa, didihkan. Hangat-hangat dioleskan ke sela-sela jari kaki yang telah dicuci dengan air hangat dan dikeringkan. Hindari tempat becek dan kaki basah. (4)

Bisul/luka. 1 bawang merah dikupas, cuci, parut, lalu tempelkan ke bisul/luka. (4)

Payudara bengkak/mastitis. 5 bawang merah dikupas, cuci dengan air hangat, diparut, tempelkan ke payudara, tetapi jangan kena putingnya. (4)

Melancarkan air seni pada anak disertai demam. Gejala ini biasanya diikuti dengan stuip. Untuk mencegahnya tempelkan dan balut ramuan ini di perut bagian bawah: 5 bawang merah dikupas, cuci, secangkir peterseli dicuci, seujung kelingking tawas, semua dihaluskan. (4)




SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

Bawang Merah (Allium cepa L.)

Tanaman ini termasuk familia Liliaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh semusim di tanah yang banyak mendapat sinar matahari.

Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui umbinya.

Kandungan : flavonglikosida, sulfur.

Nama lain : berambang; shalot.

Kegunaan :

Demam pada anak. Kupas 2-3 bawang merah, cuci, parut. Ambil 2 sendok makan minyak goreng, 1/2 sendok makan minyak kayu putih, seiris jeruk nipis diambil airnya atau air dari sedikit asam jawa, campurkan. Gosokkan ke ketiak, punggung, perut. Kalau panasnya tinggi gosokkan di kepala, ketiak, dan semua lipatan badan, perut, telapak kaki, serta bagian tubuh yang terasa panas kalau dipegang. (4)

Perut kembung. Kupas 2-3 bawang merah, cuci, parut. Ambil 2 sendok makan minyak goreng, 1/2 sendok makan minyak kayu putih, seiris jeruk nipis diambil airnya atau air dari sedikit asam jawa, campurkan. Gosokkan ke perut dan sekitarnya. Jika belum kentut ulangi kira-kira seperempat jam kemudian. (4)

Masuk angin. 5 bawang merah dikupas, cuci, parut; tambahkan 1 sendok makan air larutan kapur sirih (kapur sirihnya cukup seujung kelingking). Gosokkan ke perut, punggung, tengkuk, dan kaki. (4)

Kerokan. 2 bawang merah dikupas, cuci, parut, campurkan 2 sendok makan minyak goreng. (4)

Kerokan pada anak-anak. 1 bawang merah dikupas, cuci, potong jadi 2 lalu digosokkan ke kulit anak. (4)

Disentri. 3 bawang merah dikupas, 1/2 cangkir daun patikan cina, 5 cm pulasari, cuci, iris, taruh di mangkuk, lalu dikukus kira-kira 1 jam. Saring dengan kain bersama cairan yang terkumpul di mangkuk. Takaran itu untuk 2 kali minum. Ulangi hingga sembuh. (4)

Hipertensi. 3 bawang merah, dikupas, cuci, telan utuh atau diiris kasar dulu baru dimakan. (4)

Diabetes. 3 bawang merah, 10 buncis, 10 daun salam dicuci, iris, rebus dengan 1/2 gelas air, saring, minum airnya sekali sehari. Periksakan gula darah 2 minggu kemudian. (4)

Kutu air/kakirangen. 3 bawang merah dikupas, cuci, parut, campur dengan 1 sendok makan minyak kelapa, didihkan. Hangat-hangat dioleskan ke sela-sela jari kaki yang telah dicuci dengan air hangat dan dikeringkan. Hindari tempat becek dan kaki basah. (4)

Bisul/luka. 1 bawang merah dikupas, cuci, parut, lalu tempelkan ke bisul/luka. (4)

Payudara bengkak/mastitis. 5 bawang merah dikupas, cuci dengan air hangat, diparut, tempelkan ke payudara, tetapi jangan kena putingnya. (4)

Melancarkan air seni pada anak disertai demam. Gejala ini biasanya diikuti dengan stuip. Untuk mencegahnya tempelkan dan balut ramuan ini di perut bagian bawah: 5 bawang merah dikupas, cuci, secangkir peterseli dicuci, seujung kelingking tawas, semua dihaluskan. (4)




SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

Bawang Putih (Allium sativum L.)

Tanaman ini termasuk familia Liliaceae. Tumbuhan ini tumbuh semusim.

Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui umbinya.

Kandungan : minyak atsiri, aliin, kalium, saltivine, diallysulfide.




Kegunaan :

Hipertensi. a> 2-3 siung bawang putih dikupas, cuci, kunyah, lalu ditelan sambil minum air hangat. Lakukan 3 kali sehari. b> Bawang putih dibakar sampai matang, makan. Dua hari pertama makan 6 siung selanjutnya selama seminggu makan 2 siung. (4)

Sakit kepala. Umbi bawang putih dilumatkan, lalu borehkan pada dahi. (4)

Flu. Bawang putih, bawang merah, jahe dengan takaran yang sama dikupas, cuci, seduh. Tutup selama 15 menit, sisihkan jahenya, makan bawang merah, bawang putih, minum airnya. (4)

Disentri. 2 siung bawang putih dikupas, cuci, rebus dengan segelas air. Minum sebelum makan. Lakukan 3 kali sehari, selama 2-3 hari. (4)

Batuk rejan dan bronkhitis. 30 gram bawang putih, kupas, cuci, lumatkan, campur dengan gula batu dan segelas air matang, diamkan selama 5-6 jam. Minum 1 sendok makan penuh setiap hari selama beberapa hari. (4)

Borok. 2-3 siung bawang putih dikupas, cuci, lumatkan, campur dengan 1 sendok minyak kelapa sampa rata. Oleskan pada bagian yang bengkak. (4)

Luka kena benda tajam berkarat. Bawang putih dikupas, cuci, bakar, celupkan ke dalam minyak kelapa, lumatkan. Oleskan pada bagian yang luka. (4)

Cacingan. 3 siung bawang putih dikupas, cuci, kunyah sampai halus, telan dan minum air hangat. Lakukan 1-2 kali sehari. (4)

Nyeri haid. 2 siung bawang putih dikupas, kunyah halus, telan. Minum 2 sendok makan air hangat. Lakukan 2 kali sehari. (4)

Migrain. 2 siung bawang putih dikupas, cuci, kunyah perlahan sampai lumat lalu telan dan minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari. (4)

Perut kembung. 2 siung bawang putih dikupas, cuci, kunyah perlahan sampai halus, telan lalu minum air hangat. Lakukan 3 kali sehari. (4)

Bisul yang baru tumbuh. 1 siung bawang putih, kupas, cuci, belah. Oleskan pada bisul yang baru timbul. Lakukan berkali-kali. (4)

Sakit maag. Bawang putih laki-laki (yang tumbuh sendiri, tunggal, tidak bergerombol), dikupas, cuci, kunyah. Lakukan 3 kali sehari. (4)

Asma, batuk, masuk angin. 3 siung bawang putih dikupas, cuci, lumatkan. Beri 1 sendok makan madu dan gula batu yang sudah dicairkan. Campurkan semua bahan, aduk rata, saring. Minum setiap pagi sampai sembuh. (4)

Mengeluarkan serpihan kaca, kayu/duri. Bawang putih dikupas, cuci, lumatkan. Tempelkan pada bagian yang dimaksud. (4)

Ambeien. Bawang putih dikupas, cuci, lumatkan, peras, oleskan airnya di sekitar anus setiap hari. (4)

Cantengan. Cuci 2 siung bawang putih yang sudah dikupas dan 2 kemiri. Lumatkan dan beri garam dapur. Tempelkan pada kuku yang bengkak, balut. Ganti sehari 2 kali, pagi dan sore. (4)

Asma. 10 siung bawang putih dikupas, cuci, iris, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal 3/4. Setelah dingin, saring, minum 3 kali sehari @ 1/2 gelas dengan 1 sendok makan madu. (4)

Digigit serangga beracun. 6 siung bawang putih dikupas, cuci, lumatkan, oleskan pada bagian yang disengat, balut. (4)


Catatan :



Sebaiknya bawang putih tidak dimakan mentah, karena mengganggu lambung, lebih baik direbus, digoreng, atau dipanggang lebih dulu.




SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.


Sabtu, 26 April 2008

BANDOTAN (Ageratum conyzoides)


Tanaman termasuk familia Compositae. Tempat tumbuh tanaman ini dari 1 sampai 2100 meter di permukaan laut. Tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.

Untuk pengembangbiakannya : dapat dilakukan melalui penyebaran biji.

Nama lain : tahi anjing, tahi asu, selasdeh dandi, si anggit, rumput jalang; bandotan, berotan, wedusan (Jawa), babadotan, jukut bau, ki bau (Sunda)

Tanaman ini mengandung : kumarine, eugenol 5% dan HCN.

Kegunaan :

Penurun panas, dan obat disentri: Akar pohon bandotan direbus selama setangah jam sampai airnya mendidih, kemudian disaring, airnya diminum. (3)

Obat luka (obat luar): Daunnya ditumbuk dan dicampur dengan sedikit kapur sirih, dapat digunakan sebagai obat. (3)

Obat mencret: Daunnya direbus selama lebih kurang 1/4 jam, kemudian disaring, airnya dapat diminum. (3) (mrd)

SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

Belimbing wuluh termasuk suku atau familia Oxalidaceae. Tumbuh di daerah dengan ketinggian hingga 500 meter di atas permukaan laut. Dapat ditemui di tempat yang banyak terkena sinar matahari langsung tetapi cukup lembab.

Untuk pengembangbiakannya dapat dengan menyemai bijinya, atau digunakan teknik pencangkokan.

Nama lainnya : limeng (Aceh); selemeng (Gayo); asom belimbing, balimbingan (Batak); malimbi (Nias); balimbing, blimbing, blimbing wuluh (Jawa); balingbing, calingcing, calingcing wulet (Sunda); bhalingbing bulu (Madura); blingbing buloh (Bali); calene (Bugis); malibi (Halmahera); bilimbi (Inggris); cucumber tree (Inggris); kamias (Filipina).

Batang belimbing wuluh mengandung saponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asam format. Sedangkan daunnya mengandung tanin, sulfur, asam format, dan perokside.

Kegunaan :

Gusi berdarah. a> Mengkonsumsi buah belimbing wuluh baik segar maupun manisannya secara rutin setiap hari.
b> 2 buah belimbing wuluh dimakan setiap hari
(4)

Jerawat. Siapkan 3 buah belimbing wuluh segar. Cuci hingga bersih. Buah diparut dan diberi sedikit garam. Tempelkan pada kulit yang berjerawat. Lakukan 2 kali sehari.
b> 3 belimbing wuluh diparut, remas, beri garam. Gosokkan ke jerawat.

Tekanan darah tinggi. a> Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yang sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke dalam panci berisi 4 gelas air dan rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum 1 gelas sehari. b> Buah yang besar dan berwarna hijau diparut, ambil airnya dan diminum.
c> 3 buah belimbing wuluh diiris-iris, rebus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, lalu minum 1 kali sehari pada pagi hari.
d> 3 buah belimbing diparut, peras airnya, diminum sekali sehari.
(4)

Obat kompres pada sakit gondongan. Daun ditumbuk bersama bawang putih.

Obat batuk. a>Daun, bunga, buah yang masing-masing sama banyaknya direbus dalam air yang mendidih selama 1/2 jam, dan minum airnya.
b> Segenggam daun belimbing wuluh, segenggam bunga dan 2 buah belimbing, gula batu, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari.

Diabetes. 6 buah belimbing wuluh dilumatkan, direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, minum 2 kali sehari. (4)

Gondongan. 1/2 genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dengan 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yang gondongan. (4)

Rematik. Segenggam daun belimbing wuluh dicuci, tumbuk sampai halus, tambahkan kapur sirih, gosokkan ke bagian yang sakit. (4)

Sariawan. 10 kuntum bunga belimbing wuluh, asam jawa, gula aren direbus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal 3/4, saring, minum 2 kali sehari. (4)

Sakit gigi. 5 buah belimbing wuluh setelah dicuci bersih, dikunyah dengan garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya. (4)

Catatan :



Belimbing wuluh sebaiknya tidak dimakan oleh penderita sakit maag.

SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

(ti)

Alang-alang (Imperata cylindrica L.)

Tanaman ini termasuk familia Poaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh liar di tanah yang kering dan banyak mendapat sinar matahari.

Kegunaan :

Melancarkan air seni. 250 gram akar alang-alang, gula batu direbus dengan 3 gelas air selama 10 menit, dinginkan, saring, minum 3 kali sehari @ 1 gelas. (4)

Kencing batu. 100 gram akar alang-alang, 1/2 genggam daun meniran, 1/2 genggam daun kumis kucing, rebus denga 5 gelas air sampai airnya tinggal setengah, dinginkan, saring, minum 3 kali sehari @ 1 gelas sampai batu keluar. (4)

Hipertensi akibat sakit ginjal. 200 akar alang-alang, tangkue (manisan dibuat dari labu putih), rebus dengan 2 gelas air hingga airnya tinggal setengah, dinginkan, saring, minum 2 kali sehari. (4)

Radang paru-paru. 500 gram akar alang-alang, 5 helai daun sembung, 10 kuntum bunga melati kering, garam, rebus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring. Larutan ini untuk diminum 2 kali sehari. (4)

Asma. 100 gram akar alang-alang, 25 gram kencur, 25 gram daun sirih, rebus dengan 1 liter air sampai airnya tinggal setengah, saring, masukkan 1 sendok makan madu dan 1 sendok teh air jeruk nipis, minum sekaligus sebelum tidur malam. (4)

Mimisan, hepatitis. 200 gram akar alang-alang dicuci, rebus dengan 6 gelas air sampai airnya tinggal 2 gelas, dinginkan, saring, untuk diminum 3 kali sehari. (4)

Prostat. 500 gram akar alang-alang direbus dengan 6 gelas air sampai airnya tinggal setengah, dinginkan, untuk diminum 3 kali sehari. (4)

Diare. 250 gram akar alang-alang dicuci, rebus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Sekali minum 1 gelas, segera setelah buang air besar. (4)

Keputihan. 500 gram akar alang-alang, 2 tangkai daun pepaya, 5 gram pulasari direbus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, untuk diminum 2 kali sehari. (4)

SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

Tanaman termasuk familia Caesalpiniaceae.Dapat ditemui di dataran rendah, di tepi-tepi jalan raya sebagai pohon perindang.

Untuk pengembangbiakannya dapat digunakan biji-bijian.

Nama lain : tangkal asem (Sunda), celagi, acem

Tanaman ini mengandung : asam anggur, asam apel, asam tartrat, asam malat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, pectin.

Kegunaan :

Bisul: Asam kawak (daging buah asam matang yang sudah diolah dan warnanya hitam, bukan coklat) sebesar telur burung puyuh, direndam dalam 1 gelas air sehingga mengembang, 5 iris temulawak yang dicuci dulu sebelum diiris, gula aren untuk pemanis. Semuan dididihkan sehingga airnya tinggal setengah. Diminum 1x sehari sampai sembuh. Untuk ditempelkan: asam kawak sebesar telur burung puyuh, sedikit garam dan sedikit minyak dicampur dan dilumatkan. Tempelkan ke bisul.

Jerawat: 12 helai daun sambiloto, 10 iris temulawak, kencur 5 cm, 1 1sendok teh adas, 10 helai daun jintan, semua dicuci. Lumatkan dengan asam kawak sebesar telur burung puyuh. Beri 1 2/2 gelas air, saring dan ampasnya diperas dengan kain. Minum 3x sehari. Untuk obat luar: asam jawa diberi air bersih, diremas-remas, disaring dan airnya dipakai untuk mencuri muka menjelang tidur malam.

Gatal berupa titik-titik merah bergelembung air: Delapan iris temulawak yang dicuci dulu sebelum diiris dan gula aren direbus dengan segelas air, sampai airnya tinggal setengah. Masukkan asam kawak sebesar telur burung puyuh, aduk sampai asam keluar sarinya. Saring. Minum 1x sehari sampai sembuh.

Gatal pada bekas luka yang sudah kering:
Cara I: asam kawak dilembapkan dengan air bersih yang sudah matang, lalu digosokkan ke bekas luka yang gatal. Cara II: 1 sendok makan penuh daun asam, sepotong empu kunyit, dicuci, dilumatkan, ditempel ke bekas luka yang gatal.

Nyeri haid pada gadis remaja: Cara I: 10 iris temulawak yang dicuci dulu sebelum diiris, gula aren untuk memperbaiki rasa, direbus dengan segelas air sampai airnya tinggal setengah. Masukkan asam kawak sebesar telur burung puyuh. Aduk sampai asamnya mengembang. Sering, Diminum 1x sehari selama seminggu sebelum haid. Cara II: Asam kawak sebesar telur burung puyuh, 10 iris kunyit segar yang dicuci dulu sebelum diiris. Seduh dengan setengah gelas air. Tutup dan biarkan sampai hangat kuku. Saring. Ramuan ini untuk sekali minum. Lakukan setiap pagi dan sore. Catatan: Ramuan asam kawak jangan diminum oleh wanita hamil.

Haid bau anyir: Asam kawak sebesar telur burung puyuh dicampur dengan 10 iris temulawak yang dicuci dulu sebelum diiris dan irisan gula aren. Seduh dengan segelas air. Aduk rata. Setelah dingin disaring. Diminum 1x sehari selama haid.

Batuk kering: 2 gelas daun asam, 2 gelas daun saga, 5 cm kayu manis Cina dicuci, direbus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal 2 gelas. Diminum siang hari, sebagai pengganti air minum biasa. Ulangi selama beberapa hari.

Sariawan: 1 cangkir daun asam muda, sepotong kunyit 5 cm. Semua dicuci, kunyit diiris. Rebus dengan 4 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Supaya rasanya agak enak, boleh ditambahkan gula aren saat merebus. Saring. Minum pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari.

Keputihan: Asam kawak sebesar kelereng, 25 helai daun beluntas dicuci, kunyit 5 cm dicuci, dikupas, sedikit gula aren. Daun asam dan kunyit dilumatkan, diseduh dengan 1/2 gelas air panas. Masukkan asam dan gula. Aduk-aduk sampai gula larut. Peras dengan kain. Diminum menjelang tidur malam setiap hari.

Campak: 1 gelas daun asam, 3 rimpang kunyit segar dicuci, diiris, sedikit garam dan gula aren. Semua direbus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum pagi dan sore. Ulangi seperlunya.

Borok (luka berair dan bernanah, gatal, dan pedih): Biji-biji asam dicuci, dikupas, dilumatkan. Tempelkan pada borok. (mrd)

SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

Google