Minggu, 27 April 2008

PEPAYA MENGATASI PENYAKIT USIA TUA

Penyakit yang menyerang manusia kebanyakan disebabkan oleh bakteri beracun yang menyebar dalam usus besar. Demikian kesimpulan pakar zoologi dan mikrobiologi Rusia, Prof. Metchnikoff, setelah melakukan berbagai penelitian. Peristiwa autointoksikasi (peracunan sendiri) ini juga merupakan salah satu sebab dari penyakit lansia.

Prof. Metchnikoff meraih hadiah Nobel tahun 1908 bersama Dr. Paul Ehrlich untuk fisiologi/kedokteran, karena menemukan sejumlah sel mirip amuba dalam tubuh binatang. Sel ini melumpuhkan makhluk asing seperti bakteri beracun dalam tubuh. Penemuan fenomena yang dikenal sebagai phagocytosis ini kemudian menjadi dasar cabang ilmu imunologi dari ilmu kedokteran. Sedangkan Dr. Paul Ehrlich seorang pakar kedokteran Jerman yang waktu itu berjasa memelopori penelitian dan pengembangan teknik uji imunologi.

Autointoksikasi itu akan dibereskan sendiri oleh badan dengan proses phagocytosis. Tetapi kalau penyebabnya timbul lagi timbul lagi terus-menerus, badan akan kewalahan. Karena itu, sebaiknya kita secara sadar turut membantu phagocytosis itu agar autointoksikasi tercegah.

Pencegahan ini tidak hanya menolong manusia menghindari berbagai penyakit, tetapi juga menolong memelihara (dan kemudian) memperpanjang usia sampai melampaui rentang hidup rata-rata orang sebangsanya. Bagaimana caranya?

Usus besar kita bertugas membuang makanan sisa bersama bakteri pembusukan pembongkar bahan organik. Kalau sampai ada bahan sisa yang tak berguna ini tersimpan lebih lama dalam usus melebihi jangka waktu yang normal, (misalnya karena kita tidak teratur membuang air besar), maka massa yang membusuk lebih lanjut dalam usus itu menjadi tempat pembiakan berbagai kuman yang berbahaya. Kotoran yang membusuk akan memanas, kemudian menimbulkan ketidaknyamanan dan ketegangan.

Buah pepaya dapat menjadi penyelamat dalam mengatasi autointoksikasi karena ketidakteraturan “pergi ke belakang” ini. Kalau dalam menu sehari-hari ada buah pepaya matang yang dihidangkan sebagai penutup acara makan, maka acara “pergi ke belakang” akan terselenggara dengan teratur, dan mencegah autointoksikasi.

Ini gara-gara buah pepaya mengandung papain yang mirip enzim pepsin dalam lambung, pencerna bahan makanan berprotein. Makin lancar pencernaan terselenggara, makin lancar pula pembuangan kotoran dari tubuh. Oleh industri farmasi, papain dipakai sebagai ramuan obat pelancar pencernaan bagi mereka yang sulit membongkar muatan lewat pintu belakang.

Tetapi, daripada membeli obat di apotek, masih lebih murah dan alamiah makan buah pepaya segar saja secara teratur. Selain berkhasiat memperlancar pencernaan, buah itu juga jelas mengandung berbagai vitamin. Di antaranya yang terpenting ialah vitamin B kompleks yang berperan membangkitkan selera makan pada orang lansia.

Vitamin penting yang kedua dalam buah pepaya ialah vitamin A yang merangsang pertumbuhan sel epitel baru dalam tubuh. Ini berarti sel-sel tubuh yang sudah usang karena menua akan dapat diganti dengan yang baru secara teratur terus-menerus, dan kita juga terus-menerus dibuat awet tua. (Drs. Samiran)

Tidak ada komentar:

Google